Jumat, 01 Februari 2019

Makalah PAI PGSD ( Dengan Metode Mengimani Sifat-Sifat Allah Untuk Membentuk Karakter Siswa Usia Sekolah Dasar )

MAKALAH 
Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Mengimani Sifat-Sifat Allah Untuk Membentuk Karakter Siswa Usia Sekolah Dasar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Mengimani Sifat-Sifat Allah Untuk Membentuk Karakter Siswa Usia Sekolah Dasar. Makalah ini dibuat guna menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik dan baik lagi.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 27 November 2018




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
1.1  Latar Belakang ………………………………………………………..1
1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………..1
1.3  Tujuan…………………………………………………………………2
1.4  Manfaat …………………………………………………………….…2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..…….…3
2.1  Pengertian Iman dan Sifat…………………………………………......3
2.2  Sifat-Sifat Allah Menurut Pengelompokkannya……………………....4
2.3  Cara Membentuk Karakter Siswa Dengan Metode Mengimani Sifat Sifat Allah……………………………………………………………….....12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..14
3.1  Kesimpulan………………………………………………………...…14
3.2  Saran………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...15



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Allah telah menetapkan bagi diri-Nya sifat-sifat  yang menunjukkan dan sekaligus memberitahukan, menggambarkan dan membuktikan kesempurnaan-Nya Allah. Allah SWT melakukan pilihan-pilihan sesuai kehendak-Nya untuk memberikan pahala atau memberikan siksa, mencipta atau tidak mencipta, memberi petunjuk atau tidak memberikannya dan sebagainya. Allah melakukan perbuatan-perbuatanyang layak bagi-Nya dan sesuai dengan kehendak dan kekuasaan-Nya. Begitulah Tuhan memberitahukan tentang diri-Nya kepada makhluk-Nya. Apapun yang terdapat pada diri Allah dan keluar dari-Nya adalah kehendak, kekuasaan, kesempurnaan dan milik Allah yang Maha suci. Itulah sifat Allah yang Maha sempurna dan meliputi segala sesuatu.
Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa Allah sama sekali berbeda dari dan tidak dapat disamakan dengan makhluk-Nya. Dia Allah Maha suci dan bersih dari segala penyerupaan dan pembentukan. Sifat Allah bukanlah Dzat-Nya tetapi ia (sifat) tidak dapat dipisahkan dari-Nya.jika dikatakan bahwa Allah Maha melihat, berarti Allah melihat dengan penglihatan-Nya, bukan dengan Dzat-Nya.
Melalui pemahaman sifat-sifat Allah sebagai kesempurnaan bagi-Nya dapat membantu meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Sesungguhnya keimanan manusia itu yazid wa yankus (naik turun). Oleh karena itu agar keimanan manusia bisa yazid dan tidak yankus maka manusia harus memahami sifat-sifat Allah, keajaiban-keajaiban alam dan seluruh isi alam jagad raya ini milik Allah SWT.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana pengertian dari Iman dan Sifat Allah?
1.2.2        Bagaimana sifat-sifat Allah menurut pengelompokkannya?
1.2.3        Bagaimana cara membentuk karakter siswa dengan metode mengimani sifat sifat Allah?

1.3  Tujuan
1.3.1         Untuk mengetahui pengertian dari Iman dan Sifat Allah
1.3.2         Untuk mengetahui sifat-sifat dan pengelompokkannya
1.3.3         Untuk mengertahui cara membentuk karakter siswa melalui metode mengimani sifat-sifat Allah

1.4  Manfaat
1.4.1         Agar lebih memahami dari Iman dan Sifat Allah
1.4.2         Agar lebih memahami sifat-sifat Allah berdasarkan pengelompokkannya
1.3.4         Agar lebih memahami cara membentuk karakter siswa dengan metode mengimani sifat-sifat Allah



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Iman dan Sifat
Iman dari segi bahasa berarti percaya. Berasal dari bahasa arab
يُؤْمِنُ - ِايْمَانًا اَمَنَ –
Menurut istilah:
الْإِيْمِانُ هُوَ تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ
Artinya: “ iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal).”
Iman itu terdiri atas tiga tingkatan:
a.    Tingkatan mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru mengenal sesuatu yang diimani.
b.    Tingkatan kesadaran. Pada tingkat kedua ini iman seseorang sudah lebih tinggi, karena sesuatu yang diimani didasari oleh alasan-alasan tertentu.
c.    Tingkatan haqqul yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi. Seseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah.
Adapun “Sifat” (sifah) adalah nama yang menunjukkan pada sebagian keadaan dari dzat , dan sifat tersebut merupakan sesuatu yang terjadi dengan mengambil sesuatu dari dzat tersebut, seperti ilmu kekuasaan dan sebagainya.” Ibnu Faris mengatakan: sifat adalah al-amarah (tanda-tanda) yang lazim untuk sesuatu. Ia juga mengatakan: “sifat (na’t) adalah penyebutan (penjelasan) mengenai sesuatu dengan kebaikan yang ada di dalamnya.”
Sifat-sifat Allah adlah sifat sempurna yang tidak terhingga bagi Allah. Kita sebagai musli hukumnya wajib untuk mempercayai bahwa terdapat sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Oleh karena itu marilah kita mengetahui 20 sifat wajib bagi Allah, juga 20 sifat mustahil bagi Allah, dan 20 sifat jaiz-Nya.
Sifat-sifat Allah seluruhnya sifat sempurna yang tidak memiliki kekurangan sedikitpun dalam segala aspeknya.. seperti sifat Al Hayah (hidup). Al Ilmu (berilmu), Al Qudrah (berkuasa), As Sam’u (mendengar), Al Bashar (melihat), dan lain-lainnya.
2.2    Sifat-Sifat Allah Menurut Pengelompokkannya
Adapun sifat-sifat Allah swt dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
2.2.1        Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyyah adalah sifat yang menetetapkan adanya Allah dan menunjukkan kepada ZatNya Allah  tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat. Maksud sifat yang tetap adalah adanya sifat tersebut pada Zat Allah yang menunjukkan Allah itu ada, bukan seperti sifat salbiyah, sebab sifat salbiyyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang tidak patut dan layak kepada ZatNya Allah swt. Dan maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat adalah sifat Nafsiyyah ini bukanlah tambahan pada Zat, Sifat Nafsiyyah tidak seperti sifat Ma`ani yang mana sifat Ma`ani tambahan dari Zat-Nya.
Adapun sifat Nafsiyyah adalah sifat WujudNya Allah s.w.t, dengan maksud bahwa wujudnya Allah itu adalah tetap pada ZatNya Allah dan bukan tambahan dari Zat Allah.
Maka wajib Allah bersifat Wujud, mustahil bersifat Allah tidak ada.
Allah berfirman :

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَمَاوَاتِ وَٱلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِي ٱلْلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلأَمْرُ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَالَمِينَ

Artinya : ”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristawa di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.( Q.S. Al-A’râf: 54).

2.2.2        Sifat Salbiyah
Sifat Salabiyyah adalah sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah s.w.t, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Sifat Salbiyyah ada lima sifat, yaitu :
a.    Qidam(Terdahulu)
      Sifat Qidam Allah berarti terdahulu. Dialah Sang Pencipta yang menciptakan alam semesta berserta isinya. Sebagai pencipta tentunya Allah telah ada lebih dahulu dari apapun yang diciptakannya. Tidak ada pendahulu atau permulaan bagi Allah atau menolak adanya permulaan bagi Allah swt, dengan kata lain adanya Allah swt tidak didahului oleh tidak ada, mustahil bagi Allah bermula dengan tidak ada. Allah Berfirman:

هُوَ ٱلأَوَّلُ وَٱلآخِرُ وَٱلظَّاهِرُ وَٱلْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al Hadiid:3)
b.    Baqa`(Kekal)
      Sifat Baqa` berarti kekal. Maksudnya Allah itu Maha Kekal. Tidak akan punah, binasa ataupun mati. Tiada akhir bagi Allah swt. Dia akan tetap ada selamanya Sifat Baqa’ menolak adanya kesudahan dan kebinasaan Wujud Allah swt. mustahil bagi Allah bersifat Fana` atau binasa. Allah berfirman :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya : ”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Q.S. al-Qashash: 88).
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahman: 26-27)
c.    Mukhalafatu Lil Hawadith (Berbeda Dengan Makhluk Ciptaan-Nya)
Allah swt sudah pasti berbeda dari makhluk ciptaanNya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatu pun yang menandingi atau menyerupai keagunganNya. Mukhalafatu Lil Hawadith adalah sifat yang menolak adanya persamaan Zat, Sifat dan Perbuatan Allah dengan Zat, sifat dan perbuatan baharu, dengan makna lain Allah tidak seperti makhluknya. Allah berfirman :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang  Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. As-Syura:11)
d.   Qiyamuhu Bi Nafsih (Berdiri Sendiri)
Allah itu berdiri sendiri. Allah swt. tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Qiyamuhu Bi Nafsih ini menolak adanya Allah berdiri dengan yang lainnya, dengan makna lain, Allah tidak memerlukan bantuan dan pertolongan dari yang lainnya, bahkan Allah berdiri sendiri, tidak memerlukan pencipta sebab Dia Maha Pencipta, tidak memerlukan pembantu sebab Dia Maha   Kuasa, tidak memerlukan tempat sebab Dia yang menjadikanya, tidak memerlukan waktu dan masa sebab di kekuasaan-Nyalah waktu dan masa. Allah berfirman:
إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q. S al-Ankabut : 6).
e.    Wahdaniyyah(Esa/Tunggal)
          Allah itu maha Esa atau Tunggal. Maksudnya Tidak ada sekutu bagiNya. Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Bukti keesakan Allah terletak dalam kalimat syahadat “Laa ilaha Illallah” yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah”. Allah Maha Esa, Esa pada Zat, Esa pada sifat dan Esa pada perbuatan, sifat ini menolak adanya Kam yang lima :
· Zat Allah tidak tersusun dari beberapa unsur ataupun anggota badan.
· Tidak ada satupun Zat yang sama seperti Zat-Nya Allah.
· Sifat Allah tidak terdiri dari dua sifat yang sama, seperti adanya dua Qudrah.
· Tidak ada satupun  sifat di dunia ini yang sama seperti sifat Allah.
· Tidak ada satupun di dunia ini yang sama seperti perbuatan Allah.
Dengan kata lain Allah tidak memiliki Zat Esa, tidak ada seorang makhluk pun yang sama Zatnya dengan Allah, Allah memiliki Sifat yang Esa, tidak ada seorang pun yang bersifat dengan sifat Allah, Allah memiliki perbuatan yang Esa, tidak ada di dunia ini yang sama perbuatannya dengan Allah. Allah berfirman :
لَوْ كَانَ فِيهِمَا ءَالِهَةٌ إِلاَّ اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (Q.S al-Anbiya’: 22).
2.2.3        Sifat Ma’ani
Sifat Ma`ani adalah sifat yang keberadaannya berdiri pada Zat Allah s.w.t yang wajib baginya hukum. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yaitu:
a.       Qudrah (Berkuasa)
Qudrat berarti Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah swt. Qudrah adalah sifat yang azali yang berada pasti pada Zat-Nya Allah s.w.t yang Kuasa menjadikan dan menghancurkan setiap yang mungkin sesuai dengan Iradah-Nya. Allah berfirman :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً

Artinya: “Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (Q.S. Al-Fatir:44)
إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
 Artinya: “…Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala  sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah: 20)
b.      Iradah (Berkehendak)
Iradat adalah sifat Allah swt. yang berarti berkehendak. Maksudnya Allah itu maka menentukan segala sesuatu. Apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak seorang pun mampu mencegahNya. Iradah adalah sifat azali yang berada pada Zat-Nya Allah s.w.t menentukan sesuatu yang mungkin dengan sebahagian  yang boleh terhadapnya, seperti Allah menentukan bahwa Zaid pintar dan Ziyad bodoh. Allah berfirman:
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya: “Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun(jadilah)” maka jadilah ia.” (Q.S. An-Nahl:40)
c.       ‘Ilmun (Mengetahui)
‘ilmun artinya mengetahui, adalah sifat Qadim yang berada pada Zat-Nya Allah s.w.t Mengetahui seluruh sesuatu  yang bersangkut paut dengan sekalian yang wajib, mustahil, dan yang boleh tanpa didahului oleh sesuatu yang menutupi pengetahun-Nya. Allah berfirman:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

 Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Q.S. Qaf: 16)
d.      Hayat (Hidup)
    Allah swt. Maha Hidup. Tidak akan pernah mati, binasa ataupun musnah. Dia kekal selama-lamanya. Hayat adalah sifat yang Qadim berdiri pada Zat Allah s.w.t yang Maha Hidup, dengan adanya sifat Hayat menetapkan dan mengkuatkan adanya sifat Qudrat, Iradat, Ilmu, Sama`, Bashar dan Kalam, hidupnya Allah yang kekal dan abadi. Allah berfirman :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Artinya: “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (Q.S. Al-Furqon: 58)
e.       Sama’ (Mendengar)
Allah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Sama` adalah sifat yang qadim berdiri pada Zat-Nya Allah swt. yang Maha Mendengar dari seluruh yang ada baik suara ataupun selainnya. Allah berfirman :
قَالَ لاَ تَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى
Artinya: “janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku Maha Mendengar dan Maha Melihat”. (Q.S. Thaha:46)
f.       Bashor (Melihat)
Bashor ( Maha Melihat ) adalah sifat yang qadim yang berdiri pada zat Allah s.w.t Maha Melihat segala sesuatu yang ada, baik yang jelas, yang tersembunyi, maupun yang samar-samar.
Allah berfirman :
 كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. as-Syura: 11).
g.    Kalam (Berfirman)
Kalam ( Maha Berbicara ) adalah sifat yang qadim yang berdiri pada Zat-Nya Allah yang Maha berbicara tanpa menggunakan huruf dan suara, tanpa i`rab dan dan bina` dan Maha suci dari sifat-sifat kalam yang baharu. Allah berfirman :
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً
Artinya : ”…Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. (An-Nisâ: 164).

2.2.4        Sifat Ma’nawiyah
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat-sifat yang melazimi dari sifat Ma`ani, dengan kata lain sifat Ma`nawiyah adalah sifat yang wujud disebabkan adanya sifat Ma`ani, seperti Allah memiliki sifat kuasa, maka lazimlah Allah itu keadaannya Kuasa. Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat :
a.       Kaunuhu Qaadiran (Berkuasa)
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran yang artinya:
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِي رٌ
 Artinya: Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah: 20)
b.      Kaunuhu Muridan (Berkehendak)
Allah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya. Dalam Al-Quran dijelaskan yang artinya:
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Artinya: “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)
c.       Kaunuhu `Aliman (Mengetahui)
Allah Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang ditampakkan ataupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandangi pengetahuan Allah yang Maha Esa.
d.      Kaunuhu Hayyan (Hidup)
Hayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Artinya: “Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
e.       kaunuhu Sami`an (Mendengar)
Sami’an juga berarti mendengar. Allah itu Maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada pula yang melampui pendengaranNya.
f.       Kaunuhu Bashiran (Melihat)
Bashiran juga beratii melihat. Penglihatan Allah meliputi segala hal, baik yang terlihat ataupun yang disembunyikan.
g.      Kaunuhu Mutakalliman (Berfirman atau Berkata-kata)
Sama halnya dengan kalam, mutakalliman juga berarti Allah itu berfirman. Firman Allah terwujud dalam kitab-kitab suci yang diturunkanNya lewat para nabi. Firman Allah begitu sempurna dan tidak ada yang menandingi.
2.3      Cara Membentuk Karakter Siswa Dengan Metode Mengimani Sifat Sifat Allah
Membentuk karakter siswa dengan metode mengimani sifat-sifat Allah dengan cara:
a.       Menanamkan kepada siswa untuk mengimani sifat Allah sedari kecil.
b.      Menanamkan kepada siswa bahwa meyakini dan memahami dapat membuat hidup lebih tentram
c.       Menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa Allah dapat melihat dan mendengar semua perbuatan atau tingkah laku, maupun perkataan seluruh umat manusia sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa apapun yang kita lakukan akan mendapat balasan didunia ataupun diakhirat nanti.
d.      Menanamkan kepada siswa bahwa Allah itu Esa atau Tunggal, Dia tidak beranak dan tidak diberanakkan. Jadi, saat ini sering ada pengakuat bahwa ada sekelompok orang yang mengaku sebagai Tuhan itu tidak benar.
e.       Menanamkan kepada siswa bahwa Allah Maha Kuasa, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Jadi saat  kita mendapat musibah itu berserah diri kepada Allah ataupun meminta bantuan hanya kepada Allah karena yang berkuasa di Alam semesta ini adalah Allah, maka jika meminta bantuan kepada selain Allah itu tidak benar dan perbuatan itu disebut  musyrik





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Sifat (sifah) adalah nama yang menunjukkan pada sebagian keadaan dari dzat , dan sifat tersebut merupakan sesuatu yang terjadi dengan mengambil sesuatu dari dzat tersebut, seperti ilmu kekuasaan dan sebagainya. Jadi mengimanis sifat-sifat Allah adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan untuk menunjukkan pada sebagian keadaan dari dzat.
Sifat-sifat Allah terbagi menjadi empat yaitu Sifat Nafsiyah, Sifat Salbiyah, Sifat Ma’ani, dan sifat Ma’nawiyah. Jumlah keseluruhan sifat-sifat Allah ada 20. Sebagai muslim kita wajib mengimani atau mempercayai sifat-sifat tersebut.  Ada berbagai cara untuk membentuk karakter siswa dengan cara mengimani sifat-sifat Allah swt salah satunya adalah dengan cara menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa Allah dapat melihat dan mendengar semua perbuatan atau tingkah laku, maupun perkataan seluruh umat manusia sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa apapun yang kita lakukan akan mendapat balasan didunia ataupun diakhirat nanti.

3.2  Saran
            Dengan makalah ini diharapkan pembaca maupun anak-anak Islam atau umat Islam khususnya kita generasi penerus bangsa agar dapat mengetahui tentang akhlak seluk beluk malaikat Allah baik mengenai pengertian, pengelopokkan sifat-sifat, serta lebih meningkatkan kadar deimanan kita kepada Sang Pencipta seluruh alam. Marilah kita bersama-sama menjaga keimanan kita untuk kelanjutan hidup agar dapat selamat dunia dan diakhirat.



DAFTAR PUSTAKA

Al- jibrin, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz, 2006, Cara Mudah Memahami Aqidah, Jakarta: Pustaka At-Tazkia.
As-Segaf, Alawi bin Abdul Qadir, 2001, Mengungkapkan Kesempurnaan Sifat-sifat Allah dalam Alquran dan As-sunnah, Jakarta:Pustaka Azzam.
Drs. H. Masan AF, 2009, Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas V11, Semarang: Karya Toha Putra.

0 komentar:

Posting Komentar