Kamis, 15 September 2016

Contoh teks cerpen yang dikonversi menjadi teks monolog



#Teks Cerpen
Keutuhan Sahabat
Cerpen Karangan:
Halimah
Kategori:
Cerpen Persahabatan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 23 August 2016

            Disini aku masih duduk di sekeliling mereka yang menyayangiku. Canda dan tawanya masih terdengar di telingaku. Pandanganku masih menatap wajah mereka yang tertawa ria. Sentuhan pelukannya masih di tubuhku yang seakan telah hilang ditelan waktu yang berputar begitu cepat.
Hari itu, 14 november…
            Aku terbangun dari tidur. Saatnya mandi dan shalat subuh. Aku langsung menemui ibuku yang tengah memasak sarapan untuk kami.
“bu, masak apa pagi ini?”
“nasi goreng, kamu gak sekolah? Kok belum siap siap..”
“iya, ini juga mau siap siap. Sekalian lihat ibu masak”
Aku berangkat sekolah setelah menyantap sarapan. Aku diantar ayah setiap paginya.
Sesampainya disekolah…
“assalamualaikum Lita!!” sapa seorang lelaki padaku
“walaikum salam” jawabku, padahal aku tidak mengenal sama sekali siapa dia. Tapi bagaimana bisa dia mengenali namaku. Ah, sudahlah mungkin dia juga salah seorang teman sahabatku.
            Aku mempunyai 2 orang sahabat, namanya maya dan rama. Namun ada yang berbeda dengan mereka, mereka menatapku sinis, terutama maya setelah aku dekati mereka menjauhiku. Tapi entahlah, bel masuk pun berbunyi, kami memang beda kelas hanya rama yang sekelas denganku yaitu ipa, sedangkan maya ips. Di kelas aku menyapa rama “hai rama, maya kenapa kok jadi cuek gitu” “gak apa apa kok” jawab rama dengan tersenyum. Memang aneh bagiku dengan perubahan sikap mereka padaku.
            Setelah beberapa hari aku tidak tahan dengan sikap mereka. Saat pelajaran dimulai guru mata pelajaran tidak datang karna sakit dan kebetulan tidak ada tugas yang ditinggalkan. Aku menarik tangan rama dari rombongan temannya dan membawanya ke sudut kelas. Dia kaget “apa an sih lit, ganggu aja, aneh tau gak!”
“kamu yang aneh, kok kamu dan maya jadi cuek, kasar, dan judes gitu sih, salah aku apa sama kalian!!”
Rama terdiam. Aku terus saja bicara walaupun dia mendengarkanku atau tidak. Sambil menangis. Sampai akhirnya rama tidak tahan melihatku menangis, mungkin rama menyamakan derajat perempuan sama seperti ibunya.
Rama akhirnya bicara “tenanglah, aku akan katakan semua rahasia ini..”
“lita, sebenarnya maya menyukai seorang pria, dia ketua rohis di sekolah kita, dia juga cerdas dan mewakili sekolah kita dalam olimpiade biologi. Tapi maya melihat…” belum selesai rama menyelesaikan kalimatnya “rama” teriak maya dari balik pintu kelas. Rama kelabakan melihat maya.
Aku tau maya tidak marah padaku tapi maya yang mencoba menjauhiku.
            Hari ini ada rapat osis, aku terpilih mewakili sekolah lomba olimpiade matematika. Aku bertemu dengannya lagi, lelaki yang menyapaku saat itu. Kami pun berkenalan, namanya aldi, ketua rohis.. Dia dia orangnya, pemuda yang disukai maya. Kami pun semakin dekat, suatu hari kuceritakan masalah persahabatanku karena dia. Tapi, tidak kusangka
“lita, aku tau itu, namun jujur aku malah menyukaimu dari pada maya” tapi tidak bagiku, persahabatan itu jauh lebih penting. Aldi mungkin merasa bersalah denganku.
21 maret…
            Maya dan rama menemuiku di perpustakaan. Mereka memeluku, aku tak menyangkanya “maafin aku lit, aku sadar persahabatan lebih penting dari cinta” kata maya sambil menangis.
Aku tidak mengerti apa sebabnya maya kembali seperti dulu. Tanpa sengaja kulihat aldi mengacungkan jempolnya ke arah rama dari balik pintu sambil tersenyum. Oh, dia orangnya yang mengembalikan keutuhan persahabatan kami.

 #Teks Monolog


PILIHAN
Karya: Sri Maha Dewi

PROLOG
            (Disini aku masih duduk disekeliling mereka yang menyayangiku. Canda dan tawanya masih terdengar ditelinggaku. Pandanganku masih menatap wajah mereka yang tertawa ria. Sentuhan pelukannya masih ditubuhku yang seakan hilang ditelan waktu yang berputar begitu cepat.)
DIALOG MONOLOG
            (Suasana panggung yang sunyi, hanya suara burung berkicau dan pelaku sampai disekolah dengan wajah sedih sambil menyusuri lorong kelas.)

Dewi:
“Tak pernah terbayangkan dan tak pernah terfikirkan.” (sambil memegang kepala. Duduk dikursi teras kelas)
Dewi:
“Aku meninggalkan cintaku. Iya seseorang yang sangat kucintai! Namun itu dulu.” (Wajah sedih)
Dewi:
“Aku selalu berdoa agar kisah cintaku tak sepedih ini. Namun apa yang terjadi padaku ini.” (wajah termenung).
Dewi:
“tidak (Berdiri). Aku harus merelakannya” (Wajah kesal)
Dewi:
“Merelakan demi kebahagiaanku kehilangan ini semua” (Wajah Marah dan kesal. Tangan menunjuk)
Dewi:
“Mungkinkah ini jalan yang terbaik yang ditakdirkan kepadaku.” (Wajah Kecewa)
Dewi:
“Sahabat? Haha itu apa?” (Wajah angkuh)
Dewi:
“Selama aku seperti ini? Dimanakah sahabatku !” (Bertanya-tanyadengan wajah kebinggungan)
Dewi:
“di saat aku seperti ini sahabatku yang dulu seakan menghilang. Secepat inikah sahabatku berubah.” (Wajah Sedih)
Dewi:
“Dimanakah sahabatku yang dulu?” (Wajah Kesal dan bertanya-tanya)
Dewi:
“Kini sahabatku yang dulu telah berubah” (Wajah Kesal)
Dewi:
“Persahabatan yang dahulunya lebih erat dibanding rapuhnya cinta. Iya cinta yang hanya sesaat.” (Wajah termenung)
Dewi:
“Akankah aku mempunyai sahabat seperti yang dulu? Ya! Sahabat yang meninggalkanku saat aku sedang mempunyai masalah.” (Wajah Bersalah)
Dewi:
“Mungkin ini jalanku. Iya jalan yang terbaik pilihan tuhan untukku yang telah membuka topeng licik sahabatku ”(Wajah Tersenyum)
Dewi:
“Merelakan kisah cinta dan sahabatku pergi. Ya! Merelakan untuk pergi” (Wajah binggung)
Dewi:
“aku harus tetap bisa hidup tanpa sahabatku yang dulu.” (Wajah Ceria)
Dewi:
“Tuhan…jika ini memang benar jalan terbaik untukku. Aku akan tetap semangat menghadapi kehidupan masa depanku tanpa dirinya. Aku akan tetap hidup walaupun tanpa sahabat. Kehidupan.(Berjalan keluar) Ya! akulah yang patut menentukan kehidupanku kelak. Aku harus bisa” (Tersenyum bahagia)


EPILOG

(Akhirnya anak itupun  tersenyum bahagia dengan meninggalkan cintanya dan sahabat lamanya. Anak itupun memulai hidup baru dengan suasana baru, sahabat baru dan kisah hidupnya yang baru. Anak itupun memulai kehidupan baru dengan membuka lembaran hidup tanpa sahabat lamanya dan kisah cintanya yang lalu.
Nikmatilah apa yang ada pada kehidupanmu. damailah dengan dirimu sendiri. Jangan kau biarkan rasa benci yang mengambil alih keadaan dirimu. Yakinlah pada dirimu sendiri jika kau mampu untuk melewati semua cobaan dari-Nya.)


jika kata-katanya sedikit berantakan harap maklum dan mohon maaf. Semoga bermanfaat. terimakasih :))

0 komentar:

Posting Komentar