INTERAKSI
SEKOLAH DAN MASYARAKAT
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Mata
Kuliah Sosio dan Antropologi Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Drs. Hadi Mustofa, M. Pd,
Disusun oleh:
Offering H8
Kelompok 5
Dwi Retfiani M. (180151602619)
Sri Maha Dewi (180151602065)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
Maret
2019
Puji dan syukur
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Interaksi Sekolah dan
Masyarakat” penyusun yakin tanpa ridha dan izin-Nya
tidak mungkin makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas salah satu matakuliah Perkembangan peserta didik. Penyusun
menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penyusun banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs.
Hadi Mustofa, M.Pd., selaku dosen matakuliah yang telah
membantu penulis selama menyusun makalah ini.
2.
Rekan-rekan yang telah membantu penulis
dalam menyusun makalah ini.
3.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan
yang berlipat ganda
Akhir
kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Blitar, 3 Maret 2019
Penyusun
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI. iii
BAB I. 1
PENDAHULUAN.. i
1.1 Latar Belakang. i
1.2 Rumusan Masalah. i
1.3 Tujuan. 2
BAB II. 3
PEMBAHASAN.. 3
2.1 Pengertian Interaksi 3
2.2 Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 6
2.3 Ruang Lingkup Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 8
2.4 Pengaruh Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 16
2.5 Hubungan Kepala Sekolah dengan Siswa. 21
2.6 Interaksi Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah. 21
2.7 Hubungan Kepala Sekolah dengan Masyarakat 23
2.8 Tugas
Pokok Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 26
2.9 Asas
Kerja Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 27
2.10 Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 28
BAB III PENUTUP.. 32
3.1 Kesimpulan. 32
3.2 Saran. 33
DAFTAR RUJUKAN.. 35
Sekolah
berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai pisau bermata
dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada
dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan
baik. Mata kedua adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai
dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan.
Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini,
diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga kelestariannya, sedang
yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi sekolah ini, terlebih
sekolah menengah yang berada di tengah-tengah masyrakat terpencil, menjadi
tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi
ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik. Dengan demikian, terdapat
kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan masyrakat. Disamping
itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah,
dan masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila
hubungan sekolah dan masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.
1.
Apa
pengertian interaksi?
2.
Bagaimana
definisi hubungan masyarakat dengan sekolah?
3. Bagaimana ruang
lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat ?
4. Bagaimana
pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat ?
5. Bagaimana hubungan kepala sekolah dengan siswa?
6. Bagaimana hubungan kepala sekolah dengan komite sekolah?
7. Bagaimana hubungan kepala sekolah dengan masyarakat?
8. Bagaimana tugas
pokok hubungan sekolah dengan masyarakat?
9. Bagaimana asas kerja hubungan sekolah dengan masyarakat ?
10. Bagaimana teknik
teknik hubungan sekolah dengan masyarakat
1.
Untuk
menjelaskan pengertian interaksi.
2.
Untuk
menjelaskan hubungan masyarakat dengan sekolah.
3.
Untuk
menjelaskan bagaimana ruang lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat.
4.
Untuk
menjelaskan pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat.
5.
Untuk
menjelaskan hubungan kepala sekolah dengan siswa.
6.
Untuk
menjelaskan hubungan kepala sekolah dengan komite sekolah.
7.
Untuk
mejelaskan hubungan kepala sekolah dengan masyarakat.
8.
Untuk
menjelaskan tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat.
9.
Untuk
menjelaskan asas kerja hubungan
sekolah dengan masyarakat.
10.
Untuk menjelaskan teknik-teknik hubungan sekolah
dengan masyarakat.
BAB II
Interasi atau biasa disebut interaksi sosial adalah suatu
hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi anatara individu
dan individu, antar individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok.
Pengertian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gillin. Gilin
berpendapat bahwa, interaksi sosial adalah hubungan hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut antar individu dan kelompok, atau antar kelompok. Di
dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerja sama atau berkonflik,
melakukan interaksi, baik formal ataupun tidak formal, langsung maupun tidak
langsung.
2.2.1
Pengertian Interaksi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli juga mengemukakan pendapat mengenai
pengertian interaksi sosial. Beberapa ahli tersebut sebagai berikut:
1.
Menurut
Macionis
Interaksi sosial yaitu proses bertindak (aksi) dan
membalas tindakan (reaksi) yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
orang lain.
2.
Menurut
Broom dan Selznic
Interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi
oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan
balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
3.
Menurut
Kimball Young dan Raymond W. Mack
Interaksi sosial merupakan hubunga sosial yang dinamis
dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok lainnya.
4.
Menurut
Soerjono Soekanto
Interaksi sosial yaitu proses sosial mengenai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
5.
Menurut
Homans
Interaksi sosial adalah suatu keadaan ketika suatu
aktivitas (kegiatan) yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran atau hukuman dengan memakai suatu tindakan oleh pasangannya.
6.
Menurut
Astrid. S. Susanti
Interaksi sosial yaitu hubungan antar manusia yang
menciptakan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur
sosial. Hasil interaksi sangat tergantung oleh nilai dan arti serta
interpretasi yang diberikan pihak yang ikut terlibat dalam interaksi ini.
7.
Menurut
Bonner
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua individu
atau lebih yang paling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakukan
individu lain atau sebaliknya.
8.
Menurut
Maryati dan Suryawati
Interaksi sosial merupakan kontak atau hubungan timbal
balik dan tindakan balasan (respon) antar individu, antar kelompok atau
individu dan kelompok.
9.
Menurut
Selo Soemardjan
Interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik antara
manusia (individu) dengan berbagai segi kehidupan bersama.
10. Menurut Walgito
Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik dalam
interaksi sosial dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok
lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok dengan kelompok lain
yang saling berhubungan.
11. Menurut Murdiyatmo dan Handayani
Interaksi sosial sebagi hubungan yang dibangun seseorang
dengan orang lainn yang dalam proses kehidupan tersebut terbangun struktur
sosial. Pada struktur sosial tersebut juga terbangun hubungan yang saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Jadi, dari beberapa pengertian interaksi sosial yang
dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial
adalah proses dimana orang-orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling
pengaruh mempengaruhi dalam pikiran ataupun tindakan. Berdasarkan ini maka,
interaksi sosial tidak lain adalah sebagai suatu proses sosial.
Interaksi sosial juga mengajarkan pada kita bahwa ada dua
alasan mengapa individu atau kelompok masyarakat tidak dapat dipisahkan.
Pertama, tidak bisa dipisahkan karena mereka memiliki kehidupan yang diciptakan
melalui interaksi sosial dalam mencapai
tujuan hidup. Alasan kedua, kelompok mereka tidak bisa dipahami tanpa kehadiran
yang lain. Kelompok tertentu mungkin tidak bisa dimengerti secara adat, bahasa
dan budayanya jika tidak hidup bersama dalam interaksi sosial.
2.1.2
Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Dalam proses interaksi terdapat bentuk-bentuk
interaksinya sebagai berikut:
1.
Accidental
(juga dikenal sebagai kontak sosial)
Tidak direncanakan dan mungkin tidak diulang. Misalnya,
meminta orang asing untuk menunjukkan arah atau bertanya kepada penjaga toko
untuk ketersediaan produk.
2. Repeated / diulang – tidak direncanakan
Pasti akan terjadi dari waktu ke waktu. Misalnya, tidak
sengaja bertemu tetangga dari waktu ke waktu saat berjalan di jalan Anda.
3. Regular/ biasa – tidak direncanakan,
tapi sangat umum
Pertemuan penjaga keamanan setiap hari kerja di tempat
kerja Anda, makan setiap hari di restoran yang sama, dll.
4. Regulated / diatur – direncanakan dan
diatur oleh adat atau hukum
Pasti akan menimbulkan pertanyaan ketika terjawab.
Interaksi di tempat kerja (datang untuk bekerja, rapat staf, dll), keluarga,
dll.
Secara sederhana “hubungan” atau “communication” dapat diartikan sebagai “process by wich a person
transmits a message to another”
yang berarti proses penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan
oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang
baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus
bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap
eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan
pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan
pengembangan sekolah.
Kindred, balgin dan Gallagher (1976) mendefinisikan
hubungan sekolah dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga
dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
Onong U. Efendi dalam bukunya Human Relations and Public Relations dalam Management (1973:55)
mengemukakan bahwa public relations adalah
kegiatan berencana untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi organisasi di satu pihak san publik di lain pihak. Untuk
mencapainya adalah dengan jalan komunikasi yang baik dan luas secara timbal
balik.
Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat
adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan,
publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai
kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian
akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan saran–saran
dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai
(suryosubroto, 2004: 155).
Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen
penting, sebagai berikut:
1.
Adanya
kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan
sekolah untuk menjamin bahwa siswa sebagai generasi penerus akan dapat hidup
lebih baik, demikian pula sekolah.
2.
Untuk
memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian
masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun
dalam perbaikan sekolah.
3.
Untuk
meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui
komunikasi dua arah yang efisien.
Ada banyak hal yang dapat diungkapkan tentang ruang
lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain yaitu sebagai beikut :
2.3.1
Konsep-Konsep Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Konsep hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat
luas dan kompleks serta beranekaragam. Berikut ini ada bermacam-macam konsepsi
hubungan sekolah dengan masyarakat untuk dapat dipertimbangkan mana yang lebih
efektif dikembangkan si sekolah mendatang.
Menurut Amateambun dalam bukunya Guru dalam Administrasi
sekolah pembangunan “konsepsi hubungan sekolah dengan masyarakat” adalah
sebagai berikut :
1.
Konsep
“menunggu”
Pada konsep ini sekolah hanya menunggu dan mengharapkan
perhatian dan bantuan dari masyarakat.
2.
Konsep
preventif
Dalam konsep preventif kegiatan-kegiatan sekolah
hanyalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
3.
Konsep
tanda bahaya
Pada konsep ini kegiatan-kegiatan hubungan sekolah
masyarakat terjadi bila ada bahaya misalnya kebakaran, bangunan runtuh dan
sebagainya. Sehingga sekolah memerlukan bantuan/kontak dengan masyarakat.
4.
Konsep
pameran
Pada konsep pemeran sekolah hanya sekedar memamerkan
kegiatannya kepada masyarakat.
5.
Konsep
prestise
Dalam konsep ini kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat
untuk meninjolkan kariernya. Biasanya hal ini cenderung untuk mencari
popularitas sekolah.
6.
Konsep
partnership
Konsep ini hubungan yang terjalin dapat diinterpretasikan
sebagai hubungan proses timbal balik. Dimana kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan masyarakat juga menjadi kebutuhan dan keinginan sekolah.
Terutama dalam kegiatan kurikuler.
7.
Konsep
social leadership
Dalam konsep ini sekolah sebagai lembagan pendidikan
utama masyarakat, harus dan diharapkan dapat membina kepemimpinan dengan pihak
yang erat hubungannya problema-problema sosial.
2.3.2
Prinsip Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan hubungan sekolah dan masyarakat, antara lain:
1.
Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang
dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang
terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang
bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan
atau menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan
atau dukungan orang tua siswa. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin
mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang
informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang
lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini
sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau
orang tua siswa terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah
sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini,
masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung
tentang sekolah.
2.
Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan
hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau
sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu
semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan
kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu
beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu
dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau
sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila
ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua
orang tua siswa dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu
muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan
informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat atau orang tua
siswa, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.
3.
Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan
sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi
informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan
kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan
langsung maupun melalui media hendaknya
disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan
dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah
yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin
disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat.
4.
Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan
mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui
oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain
kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
a.
Lengkap
Lengkap berarti tidak satu informasipun
yang harus ditutupi atau disimpan,
padahal masyarakat atau orang tua siswa mempunyai hak untuk mengetahui
keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu
informasi kemajuan sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang
dapat dicapai sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.
b.
Akurat
Akurat artinya informasi yang diberikan
memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga
berarti bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
c.
Up to date
Up to date berarti
informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan
prestasi sekolah terakhir.
Dengan
demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat
mencapai misi dan visi yang disusunnya.
5.
Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif
kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan respon
hal-hal positif tentang sekolah serta
mengerti dan memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai
dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan
bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu
dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi
hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini
memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan
diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan
mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu
informasi yang ramah, obyektif
berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.
6.
Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian
dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada
dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan
dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya
saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak
mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home
visit) pada pagi hari.
2.3.3
Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan
popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika
mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan
sosok–sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan
popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju.
Mengenai tujuan, menurut T. Sianipar dapat ditinjau dari
sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan
kepentingan masyarakat.
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan
penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1.
Memelihara
kelangsungan hidup sekolah.
2.
Meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
3.
Memperlancar
proses belajar mengajar.
4.
Memperoleh
dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri,
tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk :
1.
Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang
mental-spiritual.
2.
Memperoleh
bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
3.
Menjamin
relevensi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4.
Memperoleh
kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih kongkrit lagi, tujuan diselenggarakan
hubungan sekolah dan masyarakat adalah :
1.
Mengenalkan
pentingnya sekolah kepada masyarakat.
2.
Mendapatkan
dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan
sekolah.
3.
Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4.
Memperkaya
atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat.
5.
Mengembangkan
kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-
anak.
Sedangkan Elsbree mengemukakan tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah :
1.
Untuk
meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
2.
Untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat
3.
Untuk
mengembangkan antusiasme/ semangat saling bantu antara sekolah dengan
masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.
Ketiga tujuan tersebut menggambarkan adanya “two way trafic” atau dua arus komunikasi
yang saling timbal balik antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah
dengan masyarakat akan berjalan dengan baik apabila terjadi kesepakatan antara
sekolah dengan masyarakat tentang “policy”(kebijakan),
perencanaan program dan strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan
demikian tidak lagi ada “barrier”
(penghalang) dalam melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
2.3.4
Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat
meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu
sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya
sebagai berikut :
1.
Mengatur
hubungan sekolah dengan orang tua.
2.
Memelihara
hubungan baik dengan komitte sekolah.
3.
Memelihara
dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta
dan organisasi nasional.
4.
Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam
tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat,
didalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut
adalah guru, siswa, tenaga administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya
misalnya dokter sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan
lain-lain, sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan
tugasnya maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Menyesuaikan
kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum yang sudah using dan
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus diperbaiki dan disesuaikan
dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat (sudah barang tentu masyarakat yang
maju, bukan masyarakat tebelakang).
2.
Metode
yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan riil
di masyarakat.
3.
Menumbuhkan
sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya dengan
demikian maka akan terdapat hubungan fungsional antara sekolah dengan
masyarakat.
4.
Sekolah
harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua
belah pihak akan terpenuhi.
5.
Sekolah
seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengembangkan pembaharuan
tata kehidupan masyarakat.
Dalam mengemban fungsi lembaga pengembangan masyarakat,
guru mempunyai peranan yang cukup penting selain sebagai pengajar di sekolah,
ia juga sebagai pemimpin masyarakat baik luar sekolah maupun masyaraka sekolah.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang
memangku jabatan masyarakat misalanya, Koperasi Unit Desa (KUD), Karang Taruna,
atau organisasi-organisasi yang ada dimasyarakat, dan lain sebagainya. Pengaruh
sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan
kualitas keluaran atau produk sekolah tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat
menikmati keluara/produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah
masyarakat dan makin meningkat kualitasnya maka produk sekolah tersebut telah
membawa pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat. Pengaruh tersebut
ialah sebagai berikut :
1.
Mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2.
Membawa
virus pembruan bagi perkembangan masyarakat.
3.
Melahirkan
warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan
masyarakat.
4.
Melahirkan
sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta
integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Didalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa
Pendidikan Berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan meningkatkan Ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memerkuat kepribadian serta
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Maka berdasarkan itulah bahwa pengaruh sekolah dengan
masyarakat dapat berfungsi dan berperan untuk sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Meningkatkan
kecerdasan.
3.
Meningkatkan
keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meningkatkan
produksi kerja.
4.
Membentuk
pribadi dan budi pekerti.
5.
Melestarikan
nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat.
6.
Pembangunan
nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan
perkembangan ilmu, teknologi dan modernisasi.
7.
Menanamkan
dan mempertebal semangat kebangsaan.
Mohammad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan
Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, mengemukakan bahwa hubungan sekolah dengan
masyarakat sangat bersifat korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam.
Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya ditemukan
dalam masyarakat yang maju pula.
Masyarakat dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu
sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuan keberadaan suatu lembaga
pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Berikut ini
adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap sekolah.
1.
Masyarkat
berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
2.
Masyarakat
berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat
3.
Masyarakat
ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum, perpustakaan,
panggung-panggung kesenian, kebun binatang dan sebagainya.
4.
Masyarakat
meyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah
untuk memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu masalah yang sedang
dipelajari oleh siswa.
5.
Masyarakat
sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat
sangat besar terhadap pendidikan sekolah. Untuk itu, sekolah perlu
memanfaatkannya sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat
mempergunakan sumber pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai
berikut.
1.
Dengan
melihat apa yang terjadi di masyarakat, siswa akan mendapatkan pengalaman
langsung hingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah di
ingat.
2.
Pendidikan
membina para siswa yang berasal dari masyarakat, dan akan kembali ke
masyarakat.
3.
Di
masyarakat banyak sumber pengetahuan yang mungkin guru sendiri belum
mengetahuinya.
4.
Kenyataan
menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan siswa
pun membutuhkan masyarakat.
Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan
nilai-nilai kehidupan manusia. Di dalam pengembangan nilai ini, tersirat
pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia di dalam hidupnya. Jadi, apa
yang ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah
pengembangan itu sendiri.
Kendatipun demikian, sekolah tidak bisa lepas dari
efek-efek luar yang saling mempengaruhi keberadaannya, terutama bagi masyarakat
sekitarnya yang mempunyai hubungan saling ketergantungan.
Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada
dasarnya tergantung kepada luas tidaknya produk serta kualitas output
pendidikan (sekolah) itu sendiri.
Semakin besar output sekolah tersebut dengan disertai
kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas, maka
tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat.
Apabila kita hubungkan antara status seorang guru dengan
kepala sekolah, tidak ada bedanya, karena sebelum menjadi kepala sekolah, la juga
pernah menjadi guru. Karena sudah menjadi kepala sekolah, bukan berarti tidak
bisa mengajar lagi, Ia masih berhak untuk mengajar.
Maka dapat dikatakan hubungan kepala sekolah dengan siswa
inilah yang sering berlangsung. Dilihat
dari segi jenis hubungan yang dikemukakan diatas, hubungan kepala sekolah
dengan siswa ini adalah yang termasuk jenis hubungan antara sipendidik dengan
peserta didik.
Dilihat dari tugasnya kepala sekolah sebagai penggerak
suatu lembaga pendidikan, selain memberi arahan kepada para stafnya, la juga
memberi arahan berupa teguran, larangan sampai hukuman bahkan dukungan yang
tertentu kepada siswanya. Maka hubungan kepala sekolah dengan siswa dapat
digolongkan pada jenis hubungan fungsional, tidak kurang pula usaha-usaha yang
dapat dilaksanakan sehubungan dengan tugas sebagai seorang atasan. Kepala
sekolah yang professional, harus professional dalam segala hal baik siswanya,
stafnya maupun masyarakat pada umumnya.
Dalam hal ini, hubungan fungsional antara kepala sekolah
dengan siswa dapat berlangsung secara konsekuen. Disamping pengetahuan
pengalaman dan ketakjuban kepala sekolah, pribadi kepala sekolah memegang
peranan tertentu dan sangat amat penting. Menyangkut dengan kesibukan-kesibukan
yang ada, sehingga jarang sekali hubungan antara kepala sekolah dengan
siswanya, seperti guru-guru yang lain.
Dalam lembaga pendidikan pasti ada organisasi , dan dalam
organisasi tersebut berjalan dengan lancar atau tidaknya, tergantung dari para pemimpin
atau semua stafnya. Interaksi kepala sekolah dengan komite sekolah, dilihat
dari segi jabatan, masing-masing bersifat fungsional dan dilihat dari segi
manusia itu bersifat pribadi. Dalam interaksi sehari - hari, sering kita lihat
bahwa hubungan kepala sekolah dengan komite sekolah, hubungannya bersifat
instrumental. Sebagaimana dalam suatu hubungan, masih ada kesalahpahaman antara
kepala sekolah dengan komite sekolah.
Untuk tetap menjaga hubungan antara kepala sekolah perlu
diperhatikan hal sebagai berikut:
Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan penuh rasa
tanggung jawab, dalam melaksanakan, melancarkan kepemimpinan kepala sekolah
memerlukan bermusyawarah, baik dalam hubungan dengan guru secara individu
maupun secara berkelompok.
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada komite
sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sekolah. Peranan dan
tanggung jawab kepala sekolah disini sangat menentukan. Beberapa kesempatan
untuk berpartisipasi itu antara lain:
1.
Memperbaiki
dan menyempurnakan rencana pelajaran sekolah.
2.
Merencanakan
program supervisi pendidikan sekolah
3.
Merencanakan
kebijaksanaan- kebijaksanaan kepegawaian sekolah.
4.
Merencanakan
kegiatan-kegiatan ekstra kulikulerr di sekolah.
5.
Menyusun
tata tertib sekolah.
6.
Menetapkan
kebijaksanan dan pedoman penerimaan murid baru di sekolah.
7.
Menetapkan
rangkaian kegiatan program penilaian dan penyelenggaraan ujian sekolah.
8.
Menyelenggarakan
rencana rapat sekolah dan membentuk atau menentukan pimpinan rapat secara
bergilir.
9.
Merencanakan
penggunaan sarana dan prasarana sekolah.
10.
Merencanakan
kegiatan peringatan upacara-upacara Nasional di sekolah.
Selain beberapa hal di atas, ada juga dengan cara
memberikan kesempatan kepada komite sekolah oleh kepala sekolah, maka hubungan
kepala sekolah dengan komite sekolah akan terjalin baik dan erat, dalam arti
masing-masing pengurus komite merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelancaran
tugas-tugas sekolah. Dalam hal ini mereka merasa diperhatikan. Agar hubungan
kepala sekolah dengan guru tidak sepihak tetapi dilaksanakan secara timbal
balik. Dengan demikian prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan benar-benar
dapat dilaksanakan dengan baik.
Interaksi kepala sekolah dengan komite sekolah, inipun
pada prinsipnya berlaku bagi hubungan kepala sekolah dengan instansi atasannya,
seperti kepala sekolah, Kepala Kantor Pembinaan Wilayah, Pengawas pada
tiap-tiap kantor pembinaan Kabupaten, Kota Madya dan Propinsi baik secara
perseorangan maupun melalui organisasi-organisasi instansi yang ada.
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial (masyarakat),
sekolah merupakan hasil dari perkembangan masyarakat, sekolah adalah salah satu
bentuk pernyataan rohani manusia untuk memelihara kelangsungan hidup menurut
jenisnya.
Sekolah sebagai salah satu hasil perkembangan masyarakat,
sebagai hasil dari suatu kehidupan yang terorganisasi dimana norma-norma,
hukum, peraturan, adat istiadat dan tata krama menjadi landasan utama. Oleh
karena itu sekolah merupakan hasil, alat serta merupakan salah satu lembaga
masyarakat.
Maka dengan demikian, kepala sekolah harus dapat
menggambarkan tentang tata cara atau suasana sekolah sebagaimana tentang tata
cara yang ada dalam masyarakat. Semuanya dapat berjalan dengan lancar tetapi
tergantung dari kepala sekolah sebagai pihak utama yang menjalankan atau
menggerakkan lembaga sekolah tersebut, sebagaimana juga tentang organisasi atau
kegiatan sekolah, harus dilandasi dan berpedoman pada kepentingan-kepentingan
masyarakat.
Tujuan dari interaksi kepala sekolah dengan masyarakat,
selain memberikan pelajaran atau arahan di sekolah, kepala sekolah juga
mempunyai tanggung jawab moril untuk memberikan penjelasan-penjelasan,
penerangan tentang tujuan-tujuan pendidikan, program sekolah, serta
harapan-harapan yang diperlukan oleh masyarakat pada umumnya.
Secara garis besar tujuan interaksi antara kepala sekolah
dengan masyarakat dalam hubungan insani adalah sebagai berikut:
1.
Mengembangkan,
membina pengertian masyarakat tentang semua aspek-aspek, bidang pelaksanaan daripada
kegiatan atau program pendidikan disekolah.
2.
Menampung,
apakah dan bagaimana sebenarnya harapan-harapan mengenai tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran di setiap jenis dan tingkat sekolah.
3.
Memperoleh
partisipasi, dukungan dan bantuan-bantuan secara konkrit dari masyarakat baik
berupa keuangan, materil, seperti gedung-gedung, alat-alat pelajaran, tanah,
dl. Yang semuanya ditujukan demi kelancaran sekolah itu.
4.
Menimbulkan
dan membangkitkan rasa tanggung javab yang lebih besar lagi pada masyarakat,
baik mengenai kuantitasnya maupun kualitasnya (mutunya)
5.
Dengan
adanya pengertian masyarakat tentang masalah-masalah dalam bidang pendidikan,
maka usaha-usaha untuk merealisir atau mewujudkan perubahan-perubahan yang
perlu diadakan seperti gagasan tentang automatic
promotion, metematika modern, ujian sekolah, sekolah pembangunan dll, dapat
difahami masyarakat. Atas dasar pengertian dan pengetahuan yang seluas-luasnya
dapat diperoleh dukungan, bantuan sosial dan materil.
6.
Kerja
sama ini bertujuan pula untuk mengikut sertakan masyarakat, serta aktif dalam
usaha memecahkan masalah atau persoalan pendidikan.
7.
Kerja
sama antara kepala sekolah dengan masyarakat itu dapat pula meningkatkan
semangat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat dan meningkatkan
partisipasi para pemimpin serta kepemimpinannya dalam rangka peningkatan
kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Sanafiah Faisal mengemukakan bahwa hubungan antara kepala
sekolah dengan masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari 2 segi berikut antara
lain:
1.
Kepala
sekelah sebagai pelaksana suatu lembaga pendidikan dan julukan dari kepala
sekolah adalah PATNER masyarakat dalam melaksanakan fungsi pendidikan, dalam
konteks ini, berarti keduanya, yaitu kepala sekolah dengan masyarakat diakui
sebagai suatu pelaksana lembaga pendidikan yang potensial dan mempunyai
hubungan yang fungsional.
a.
Fungsi
Kepala Sekolah Sebagai Pelaksana Pendidikan
Fungsi kepala sekolah sebagai pelaksana pendidikan di
suatu sekolah, sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di
lingkungan masyarakat. Pengalaman pada berbagai macam kelompok pergaulan dalam
masyarakat, jenis bacaan, tontonan, serta aktifitas-aktifitas lainnya di tengah
masyarakat kesemuanya membawa pengaruh terhadap fungsi pendidikan yang
dimainkan kepala sekolah sebagai pelaksana lembaga pendidikan atau sekolah
terhadap diri seseorang. Kondusif tidaknya dan positif tidaknya pengalaman seseorang.
b.
Fungsi
Kepala Sekoiah Sebagai Pelaksana Pendidikan
Fungsi kepala sekoiah sebagai pelaksana pendidikan di
sekolah akan dipergaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya
pendayagunan sumber-sumber belajar di masyarakat.
Kekayaan sumber-sumber belajar ditengah masyarakat
seperti adanya perpustakaan umum, adanya museum, kebun binatang, adanya
peredaran Koran, majalah dan sumber belajar lainnya.
2.
Kepala
sekolah sebagai prosedur yang menerima atau tidaknya pesan-pesan pendidikan
dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan hal ini, antara kepala sekolah sebagai
pelaksana suatu lembaga pendidikan dengan masyarakat memiliki ikatan atau
hubungan rasional bersadarkan kepentingan di kedua belah pihak.
Tugas
pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi dan menyampaikan
ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.
Membantu pemimpin yang karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau
pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu pemimpin mempersiapkan
bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang
menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.
Membantu pemimpin dalam mengembangkan
rencana dan kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelaksanaaan kepada
masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang
ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaaan kegiatan yang telah dilakukan
oleh organisasi.
5.
Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang
berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
6.
Membantu kepala sekolah bagaimana usaha
untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
7.
Menyusun rencana bagaimana cara-cara
memperoleh bantuan.
8.
Menunjukkan pergantian keadaan pendapat
umum.
Asas kerja hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1.
Obyektif dan Resmi
Semua informasi atau pemberitaan yang disampaikan kepada
masyarakat harus merupakan suara resmi dari instansi atau lembaga yang
bersangkutan.
2.
Organisasi yang Tertib dan Berdisiplin
Hubungan sekolah dengan masyarakat hanya akan berfungsi
bilamana tugas-tugas organisasi atau lembaga berjalan secara lancar dan efektif
serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan ke luar organisasi yang efektif
pula.
3.
Informasi harus bersikap mendorong
timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan
secara wajar dari masyarakat.
4.
Kontinuitas Informasi
Hubungan
sekolah dengan masyarakat harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi
secara kontinu sesuai dengan kebutuhan.
5.
Respon yang timbul di kalangan
masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian
sepenuhnya.
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat
tidak selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain
: komunikasi yang terhambat dan tidak professional, tindak lanjut program yang
tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai
kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala
mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai
kegiatan yang mengakrabkan seperti open
house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas
seni, perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga
pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
1.
Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan
secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
a.
Buku
kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan
tentang tata tertib, syarat-syarat
masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan
kepada orang tua siswa.
b.
Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang
sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia,
dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali siswa juga bisa di
sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat
juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c.
Berita
kegiatan siswa
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran
kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
di sekolah. Dengan membacanya orang tua siswa mengetahui apa yang terjadi di
lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan siswa.
d.
Catatan
berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan siswa,
keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan
berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang siswa. Berita tersebut
ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali siswa atau bahkan
disebarkan ke masyarakat.
e.
Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam
rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau
guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua
murid.
2.
Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga dilakukan
secara lisan, cara lisan yang dapat digunakan meliputi:
a.
Kunjungan rumah
Dalam
rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan
kunjungan ke rumah wali siswa, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan
rumah ini guru akan mengetahui masalah siswa dirumahnya. Apabila setiap siswa diketahui
problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah
direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
b.
Panggilan
orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah
sesekali juga memanggil orang tua siswa untu datang ke sekolah. Setelah datang,
mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut.
Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan
anaknya tersebut.
c.
Pertemuan
Dengan
teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus
untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini
sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak
yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh
karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia
penyelenggara.
3.
Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan
yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan siswa. Misalkan, saat
acara pisah kenang kelulusan kelas 6, atau pada acara akhir semester saat rapar akhir tahun bersama wali siswa,
siswa-siswi dapat menunjukkan kesenian, seperti menampilkan untuk bernyanyi,
membaca puisi, menari dll. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru
tersebut dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan
juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program
itu.
4.
Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka
dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat pihak sekolah
dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, radio
ataupun media sosial yang sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Pengertian
interaksi sosial dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah proses dimana
orang-orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling pengaruh mempengaruhi
dalam pikiran ataupun tindakan. Berdasarkan ini maka, interaksi sosial tidak
lain adalah sebagai suatu proses sosial.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah.
Ruang
lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat, terdapat beberapa unsur antara
lain: konsep-konsep, prinsip, tujuan, dan fungsi hubungan sekolah dengan
masyarakat. Pada ruang lingkup ini dijelaskan secara rinci bahwa sekolah sangat
berperan penting dalam lingkungan masyarakat.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat berpengaruh dalam hal Ketuhanan, meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan generasi bangsa, membentuk budi pekerti yang luhur
dengan pendidikan karakater, membangun dan mempertahankan nilai-nilai dalam
masyarakat, dan dapat menumbuhkan sikap nasionalisme.
Interaksi
Kepala sekolah dengan siswa sebenarnya sama halnya berinteraksi atau hubungan
dengan guru, maka dapat dikatakan hubungan kepala sekolah dengan siswa inilah
yang sering berlangsung. Dilihat dari
segi jenis hubungan yang dikemukakan diatas, hubungan kepala sekolah dengan
siswa ini adalah yang termasuk jenis hubungan antara sipendidik dengan peserta
didik.
Interaksi
yang berlangsung antara kepala sekolah dengan komite sekolah hubungannya
bersifat instrumental. Sebagaimana dalam suatu hubungan, masih ada
kesalahpahaman antara kepala sekolah dengan komite sekolah.
interaksi
kepala sekolah dengan masyarakat, sangat berperan penting selain memberikan
pelajaran atau arahan di sekolah, kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab
moril untuk memberikan penjelasan-penjelasan, penerangan tentang tujuan-tujuan
pendidikan, program sekolah, serta harapan-harapan yang diperlukan oleh
masyarakat pada umumnya.
Dalam
hubungan sekolah dengan masyarakat juga mempunyai tugas pokok, tugas pokok
tersebut, yaitu menyampaikan ide atau informasi, membantu saat ada kekurangan
pada sekolah dalam hal tenaga saat akan ada acara pasti disekolah membutuhkan
masyarakat atau wali siswa untuk terjun langsung membantu kegiatan acara
tersebut. Ide-ide atau pendapat dari masyarakat juga berperan penting untuk
kritik dan saran kepada pihak sekolah agar lebih baik dikedepannya.
Asas-asas
hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain: obyektif
dan resmi, organisasi
yang tertib dan berdisiplin, kontinuitas informasi, informasi harus bersikap
mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan
dukungan secara wajar dari masyarakat, dan respon yang timbul di kalangan
masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian
sepenuhnya.
Teknik-teknik
dalam hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya sebagai media informasi
pertumbuhkembangan siswa kepada orang tua, atau sebagai media promosi atas
prestasi yang diraih dan promosi atas eksistensi sebuah sekolah.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar para
pembaca umumnya dan kami sebagai penulis khususnya, dapat menjadikan makalah
ini sebagai acuan bahan pembelajaran. Oleh karena itu kami juga berharap kepada
semua pihak yang membaca makalah ini, kiranya dapat memberikan masukan, kritik,
dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki penyusunan makalah ini dan
makalah selanjutnya menjadi makalah yang lebih baik dan bermanfaat untuk semua
pembaca.
Ahmadi
, H. Abu & Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ashar, Fajar. 2013.
(Online). (http://pengertianahli.id/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-menurut-ahli/ diakses
tanggal 1 Maret 2019)
Daryanto, H.M.
2005. .Administrasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Faisal,
Sanafiah. 1981. .Pendidikan
Luar Sekolah didalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional. Surabaya:
CV. Usaha Nasional.
Ihsan, H. Fuad.
2008. Dasar-dasar
Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mulyasa.
2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
S, Sagala.
2008. Manajemen
Berbasis Sekolah
dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima.
Suryasubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Zainuddin, Mohammad. 2010. Sosio-Antropologi Pendidikan SD. Malang: PHK S1 PGSD-A Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.